Di dataran tanah Gayo, Aceh Tengah, hiduplah seorang putri raja bernama Putri Pukes. Sang Putri menyukai seorang pangeran dari kerajaan lain. Awalnya, kedua orangtuanya tidak merestui karena negeri tempat tinggal pangeran itu jauh. Namun, karena kegigihan Putri Pukes dan sang Pangeran, orangtua sang Putri pun merestui dan menikahkan mereka.
Setelah menikah, tibalah saatnya Putri Pukes menyusul suaminya. Ia pun pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke kerajaan suaminya. Orangtua Putri Pukes sangat bersedih, tetap mereka harus melepas anaknya itu pergi.
"Pergilah, Nak, bersama para pengawal. Tapi, satu hal yang harus kau jaga, begitu melangkahkan kaki keluar dari kerajaan ini, sekali pun janganlah menoleh lagi ke belakang...," pesan orangtuanya. Putri Pukes pun berangkat bersama para pengawal. Di tengah jalan, ia selalu teringat akan orangtuanya dan sangat merindukan mereka. Karena ia terlalu bersedih, tanpa sengaja, ia menoleh ke belakang.
Tiba-tiba, datanglah petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Putri Pukes dan rombongannya segera berteduh di dalam sebuah goa.
Di dalam goa, Putri Pukes berdiri di sudut untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. Perlahan-lahan, sang Putri merasa tubuhnya mengeras. Putri Pukes sangat terkejut dan menangis. Ternyata, tubuhnya berubah menjadi batu. Putri Pukes menyesal, karena tidak mengindahkan pesan orangtunya. Seharusnya, ia tidak menoleh ke belakang selama dalam perjalanan.
Setelah mereasa cukup lama beristirahat dan hujan mulai reda, mereka berniat melanjutkan perjalanan. Para pengawal pun memanggil sang Putri.
"Tuan Putri! Hujan sudah reda, mari kita melanjutkan perjalanan," panggil para pengawal. Berkali-lkali mereka memanggil, tetapi tetap tidak terdengar jawaban.
Para pengawal pun menghampiri tempat Putri Pukes berdiri. Mereka terus memanggil, tetapi sang Putri hanya diam. Saat melihat dengan jelas, para pengawal sangat terkejut melihat tubuh Putri Pukes telah mengeras dan menjadi batu.
Sampai sekarang, batu Putri Pukes masih bisa dilihat. Bentuknya membesar di bagian bawah, tetap bentuk sanggul dan kepala sang Putri masih bisa dikenali. Menurut cerita rakyat Indonesia yang diyakini oleh penduduk setempat, batu tersebut membesar di bagian bawah, karena Putri Pukes terus menangis. Sehingga air matanya menumpuk di bawah.
Sementara itu, karena hujan yang sangat lebat, terbentuklah danau di kawasan itu. Penduduk sekitar menamakan danau itu dengan Danau Laut Tawar.
Kamis, 05 Desember 2013
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN DI INDONESIA
Tanggung jawab sosial perusahaan yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah Corporate
Social Responsibility atau CSR, merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan secara sukarela (European
Commision, 2011). Di Indonesia sendiri, kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan telah diwajibkan oleh
pemerintah dan tertera didalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Melalui
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU
PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) dan pasal 16 (d)
tentang Penanaman Modal (UU PM), setiap perseroan atau penanam modal
diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Kebijakan ini juga mengatur
sanksi bagi perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut.
Meskipun pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan telah ditulis di Undang-Undang, namun pelaksanaan nya
sejauh ini masih kurang dan setengah-setengah dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dalam laporan Indonesia Business Links
(2011), dengan judul “Corporate
Social Responsibility (CSR) in Indonesia” hasil Focuss Group Discussion
(FGD) dengan 20 CEO
(Chief Executive Officer) di perusahaan Indonesia, mengenai usulan
kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan yang disertakan kedalam hukum
perusahaan (corporate
law) menyatakan
bahawa: mayoritas dari mereka tidak benar-benar percaya bahwa
kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan yang
dicantumkan kedalam hukum perusahaan akan membantu dan menjamin bahwa kegiatan
tersebut saling menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat lokal.
Melihat dari masih kurangnya
keinginan perusahaan di Indonesia untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan menjadi topik yang menarik untuk dibahas di artikel
ini. Dimulai dari definisi tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan, keuntungan nyata bagi perusahaan dan lingkungan,
serta hal-hal seperti apa yang dapat di implementasikan oleh perusahaan untuk
dapat melakukakan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.
Kemampuan perusahaan untuk menutupi implikasi
lingkungan yang berasal dari: produk operasi dan fasilitas, menghilangkan
limbah dan emisi, memaksimalkan efisiensi dan produktivitas sumber daya alam
dan meminimalkan praktek-praktek yang buruk dapat mempengaruhi kenikmatan
sumber daya alam suatu negara bagi generasi mendatang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan merupakan hal yang penting bagi
setiap perusahaan untuk dapat mengatur, mengolah dan mempergunakan lingkungan
sebaik-baiknya untuk tidak hanya menguntungkan dan meningkatan efisiensi bisnis
setiap perusahaan, namun juga bagi lingkungan dan dampak sosial di masa yang
akan datang.
Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya di awal artikel ini, tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan mendapatkan perhatian paling sedikit
dibandingkan kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan lain nya
seperti pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Penelitian dari
Afiff (2012) mengenai kegiatan CSR dan dampaknya terhadap performa finansial
perusahaan dilihat dari harga saham perusahaan-perusahaan LQ45, membuktikan
bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan tidak memiliki pengaruh terhadap finansial perusahaan
dibangingkan dengan kegiatan untuk kesejahteraan karyawan dan komunitas
(masyarakat disekitar perusahaan).
Saidi dan Abidin (2004) juga
menunjukan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan mendapatkan suntikan biaya yang
paling kecil jika dibandingkan dengan kegitan sosial yang lainnya.

Dari grafik diatas, tercatat
sebanyak 279 kegiatan sosial dalam setahun yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan di Indonesia dengan total biaya sebesar 115,3 Milliar. Kegiatan
sosial terbesar, dicurahkan oleh beberapa perusahaan di Indonesia untuk 95 kegiatan
pelayanan sosial dengan total biaya sebesar 38 milliar. Sedangkan pada urutan
terakhir kegiatan sosial lewat pembangunan prasaranan perumahan yang hanya
terdapat 5 kegitan dengan total biaya sebesar 1,3 milliar. Namun diatara 2 hal
tersebut, kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan disalurkan kepada 15 kegiatan,
dengan total biaya yang paling kecil diantara 7 kegiatan sosial yang lain
(lihat tabel dibawah), yaitu hanya sebesar 395
juta.

Kegitan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan yang melakukannya. Seperti apa keuntungannya? Mari kita simak
bersama-sama, setidaknya ada 4 keuntungan bagi perusahaan yang melakukan
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan.
1) Pengembangan reputasi atau citra perusahaan di
mata konsumen dan investor. Dapat dikonfirmasi, bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan akan menciptakan reputasi yang baik
atau good brand image kepada berbagai elemen bisnis.
Bagi konsumen, perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan, dinilai sebagai perusahaan yang dapat dengan baik
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dalam menguntungkan konsumen dan
juga perusahaan. Bagi investor, perusahaan-perusahaan yang yang peduli terhadap
masalah lingkungan dinilai sebagai perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang
rendah (low risk
business) dan sangat
menguntungkan bagi investor-investor yang mempertimbangkan untuk investasi
jangka panjang (long-term
investment) kepada
sebuah perusahaan. Dan otomatis, perusahaan-perusahaan yang mempedulikan
masalah lingkungan akan menciptakan reputasi yang baik dan pada akhirnya
memiliki harga saham yang baik dipasaran.
2) Mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial
disekitar perusahaan. Nampaknya sudah banyak kasus-kasus atau berita yang selama ini kita dengar
dan lihat seputar perusahaan dengan kasus miss-conduct nya terhadap lingkungan disekitar area
usaha bisnis mereka. Kejadian tersebut ada baiknya dijadikan pelajaran berharga
bagi setiap perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mungkin terlebih khusus nya
ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak pada industri
pertambangan, perminyakan hingga tekstil untuk selalu dapat dengan cerdas dan
bijak mengelola alam yang menjadi sumber pamasukan sebuah perusahaan sehingga
menipiskan kemungkinan untuk mereka merusak lingkungan yang akan sangat berdapampak
negatif bagi para warga ataupun komunitas yang menetap/bertempat tinggal di
sekitar area lingkungan tersebut.
3) Meningkatkan kerja sama
dengan para pemangku kepentingan. Dalam implementasi CSR perusahaan tentunya tidak dapat
bergerak dan bekerja sendiri tanpa bantuan pemangku kepentingan seperti,
masyarakat lokal dan pemerintah daerah. Dengan mengajak pemangku kepentingan
dalam melakukan konservasi lingkungan, maka perusahaan dapat dengan mudah
menciptakan sebuah relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
4) Membedakan perusahaan
dengan para pesaingnya. Jika kegiatan CSR terhadap lingkungan dilakukan oleh
sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan memiliki kemampuan dan kesempatan
dalam menonjolkan keunggulan komparatifnya (comparative advantage) sehingga dengan mudah dapat
memberikan nilai plus yang berbeda dengan para pesaingnya yang tidak melakukan
kegiatan sosial terhadap lingkungan.
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN PERUSAHAAN
Kegiatan CSR terhadap lingkungan
harus didasarkan pada filosofi perbaikan yang berkelanjutan bagi kebijakan
lingkungan dan strategi pengembangan untuk mengurangi dampak buruk terhadap
lingkungan. Maka dari itu saya mendefinisikan tangung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan ini berdasarkan 3 hal, yaitu:
penyusunan rencana kegiatan sosial perusahaan terhadap
lingkungan, kualitas kebijakan lingkungan dan sistem manajemen lingkungan.
1) Penyususnan rencana kegiatan sosial perusahaan
terhadap lingkungan dimulai dengan mengidentifikasi dampak negatif lingkungan
dari rencana bisnis operasional. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi
lingkungan dan alam potensi sumber daya di masyarakat serta kebutuhan
masyarakat dan aspirasi terhadap bisnis operasional. Dan yang terakhir memulai
untuk menyusun rencana kegiatan CSR terhadap lingkungan yang harus meliputi
beberapa hal, seperti:
• Kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan sekiranya untuk dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
akibat operasional bisnis.
• Kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan harus secara bijak dan cerdas dalam memanfaatkan potensi sumber daya
alam yang terletak mengelilingi area bisnis operasional.
• Kegiatan CSR berdasarkan harus berdasarkan
aspirasi masyarakat yang menetap dan tinggal di sekitar wilayah operasional
bisnis. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, karena jika perusahaan berurusan
dengan lingkungan artinya perusahaan juga akan berurusan dengan masyarakat
disekitar lingkungan tersebut.
2) Kualitas kebijakan
lingkungan didefinisikan sebagai pengaturan tujuan perusahaan berdasarkan hasil
tinjauan pentingnya proses dalam kaitannya dengan dampak perusahaan terhadap
lingkungan dan secara continously dalam menerapkan sistem
manajemen lingkungan.
3) Standar Manajemen Lingkungan (EMS) adalah
kegiatan perusahaan untuk menyediakan bisnis dengan perkembangan yang
sistematis untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Pelaksanaan EMS harus
distandardisasi dengan ISO 14001.
ISO 14001 pertama kali diterbitkan pada 1996 dan
menetapkan beberapa persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan. ISO 14001
berlaku untuk aspek-aspek lingkungan dengan persayaratan sebagai berikut:
• Perusahaan dapat meminimalisasikan efek yang merugikan pada lingkungan disebabkan oleh segala kegiatan operasional bisnis
• Perusahaan dapat melakukan perbaikan berkesinambungan pada lingkunga
• Perusahaan dapat meminimalisasikan efek yang merugikan pada lingkungan disebabkan oleh segala kegiatan operasional bisnis
• Perusahaan dapat melakukan perbaikan berkesinambungan pada lingkunga
Minggu, 10 November 2013
YATIM PIATU
.
Kakek Imran adalah seorang petani miskin di desanya. Kakek yang telah berusia 60 tahun itu, hanya hidup sendiri selama 30 tahun. Istri yang sangat dicintainya meninggal dunia di usia 27 tahun akibat terkena penyakit lumpuh layu dan saat itu mereka belum memiliki anak.
Sewaktu masih bayi, Kakek menemukan bayi di depan
rumahnya saat hendak menuju masjid untuk melaksanakan shalat subuh. Kakek Imran
yang terkejut melihat keberadaan bayi itu pun, langsung menggendong bayi
tersebut dari keranjangnya. Kakek langsung berlari membawa bayi itu ke RT
setempat. Bayi itupun untuk sementara diberikan pada RT tersebut.
Setelah di data dan dipantau oleh polisi, ternyata di
desa itu tidak ada orangtua yang kehilangan anak atau pun ada orangtua yang
tega membuang anaknya. Mendengar kabar itu, Kakek khawatir, bayi itu akan
terlantar nantinya. Akhirnya, Kakek kembali ke rumah RT dan bermaksud meminta
bayi yang ia temukan untuk tinggal dan dirawat olehnya.
Kakek :
Pak, tolong izinkan saya merawat bayi ini. Biarkan saya yang bertanggung atas semua.
Pak RT :
Apa bapak yakin? Bapak saja hanya hidup sendiri, bukankah akan merepotkan
sekali bila bapak harus merawat bayi ini sendiri?
Kakek :
Tidak, pak. Tidak. Saya sangat yakin dan ikhlas merawat bayi ini walaupun hanya
sendiri. Tolong pak, izinkan saya merawat bayi ini.
Saat itu, pak RT ragu atas permintaan Kakek, dengan
kondisi Kakek yang telah berusia lanjut, hidup sendiri, dan kehidupannya pun
sangat amat sederhana. Kakek hanya bekerja sebagai penjual buah kelapa, sabut
kelapa dan sapu lidi. Uang yang ia dapatkan pun tidak banyak. Bagaimana bisa
pak RT mengiyakan permintaan Kakek?
Kakek memaksakan diri agar bayi itu dirawat saja olehnya.
Pak RT pun akhirnya memberikan bayi itu dan uang sebanyak 1 juta untuk membeli
semua perlengkapan bayi, susu, bubur dan lain-lain.
Bayi itu diberi nama Virgo Darmawan. Kakek tampak tulus dan
teliti merawatnya. Walaupun dari segi fisik rasanya tidak mungkin, tapi itulah
kenyataannya.
Virgo tumbuh dengan sehat. Setiap minggunya, Kakek berbelanja
ke pasar untuk membeli ayam, kentang, wortel, tomat dan bahan yang lain untuk
membuat sup. Kakek sengaja mengumpulkan uang agar setiap seminggu sekali dapat
membeli bahan-bahan sup tersebut.
Kini, 6 tahun sudah usia Virgo. Anak tanpa orangtua yang
dulu masih bayi, yang tidak mengetahui apa-apa, sedikit banyaknya telah
mengerti dan memahami dunia.
Herannya, sampai saat ini ia tidak pernah mencari dan
menanyakan pada Kakek, dimana orangtuanya. Karna menurutnya, Kakek sudah cukup membuatnya
merasakan kasih sayang dari orangtua yang sesungguhnya.
Saat Virgo sedang duduk melamun, Kakek memanggilnya. “Virgo,
ke sini sebentar,nak.”
Virgo yang sedang duduk dibangku depan rumahnya pun
langsung bergegas menghampiri Kakek. Sambil menepuk-nepuk kotoran dicelananya,
ia bertanya, “Iya, kek?”.
Virgo memanggil
Kakek karena sejak ia berusia satu tahun, Kakek telah mengajarkan dan
membiasakan Virgo untuk memanggilnya Kakek.
“Cucu kakek teman-temannya lagi sekolah ya?” tanya Kakek
sambil mengusap kepala Virgo.
“Iya, Kek. Ada apa? Apa Kakek ada perlu dengan mereka?”
tanya Virgo lagi pada Kakek.
“Tidak. Kakek hanya ingin bertanya kepadamu. Apa kau
ingin bersekolah juga? Kakek akan megusahakan semua.” Kata Kakek masih dengan
tangan di kepala Virgo.
“Tidak, Kek. Virgo tidak ingin sekolah. Virgo mengerti
dengan keadaan kita seperti ini rasanya tidak mungkin Kakek dapat memenuhi
kelengkapan sekolah Virgo nanti. Untuk makan saja kita susah Kek, apalagi
ditambah dengan biaya sekolahku nanti.” Kakek tercengang seketika. Rasanya
tidak mungkin anak seusia itu dapat berbicara setegas itu. Dengan rasa terharu
setelah mendengar kata-kata Virgo, Kakek langsung memeluk Virgo.
“Maafkan Kakek cucuku. Kakek tidak dapat
menyekolahkanmu.” Air mata Kakek pun berlinang.
“Tidak apa-apa, Kek. Virgo masih bisa belajar dari Kakek.
Kakek bisa mengajarkan Virgo mengenal huruf, warna, berhitung, mengaji dan
membaca.” Tambah Virgo lagi menambah keharuan Kakek.
“Pasti cucuku. Dengan segala kemampuan Kakek, Kakek akan
membuatmu pintar, nak. Kakek berjanji.”
“Iya, Kek. Virgo percaya itu.” Virgo pun memeluk Kakek
dengan erat.
Setelah berusia 11 tahun, desa itu kedatangan para
psikolog dan guru dari sekolah-sekolah ternama di Jakarta, dengan tujuan
sekolah gratis. Semua anak-anak dari usia 6 sampai 11 tahun pun dikumpulkan.
Yang belum dapat mengenal huruf, angka, membaca dan menulis, ada ruang
tersendiri. Yang telah dapat menulis dan membaca, akan diadakan tes IQ. Di
dalam tes tersebut, ada perintah untuk membuat gambar di kertas yang kosong.
Hanya dapat menggambar satu unsur.
Karena Virgo telah dapat menulis dan membaca, ia pun
mengikuti tes IQ tersebut. Virgo menggambarkan sebatang pohon kelapa serta
buahnya. Ketika waktu telai usai, para psikolog pun memeriksa hasilnya.
Setelah diperiksa, ternyata psikolog tertarik dengan
gambar Virgo. Psikolog itu pun menemui Virgo dan menanyakan alasan Virgo
mengapa membuat gambar sebatang pohon kelapa itu.
Alasannya adalah semua yang ada pada pohon kelapa
bermanfaat. Mulai dari daun, dapat menghasilkan lidi, dari buah dapat menghasilkan
santan, dan airnya dapat di minum, dapat juga dibuat minyak, batok kelapa dapat
menjadi arang untuk memasak, dari kulit dapat dibuat sabut dan lain-lainnya.
Alasan Virgo pun sangat amat masuk akal. Dan dari hasil
jawaban dari tes IQ yang lainnya, Virgo ternyata memiliki hasil IQ yang tinggi.
Yaitu 130.
Selama ada sekolah gratis, pelajaran kelas 6 SD dapat
ditanggap oleh Virgo. Virgo selalu mengikuti pelajaran dengan baik. Virgo
dinyatakan sebagai anak yang rajin, pintar dan cerdas oleh para guru. Salah
seorang Kepala sekolah yang melihat kemampuan Virgo pun langsung menawarkan
Virgo untuk bersekolah di kota dengan beasiswa tahun depan.
Setahun kemudian, sesuai dengan janji kepala sekolah
tersebut, Virgo masuk disalah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Jakarta.
Virgo melewati beberapa tes dan ‘lulus’. Setelah kembali pulang dari kota,
dengan bangga Virgo berlari sekencang-kencangnya untuk menemui dan memberi
kabar gembira ini pada Kakeknya. Dari kejauhan, terlihat warga yang berjalan menuju
rumah Virgo dan Kakeknya. Virgo pun berhenti berlari dan memutuskan untuk
berjalan. Virgo berjalan seperti kebingungan dan ragu. Ingin bertanya, tapi ia
takut dan terus melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba 10 meter dari rumahnya,
tampak bendera kuning mengibar. Tubuh Virgo lemas tak berdaya, ia pun menangis
dan berteriak menuju rumahnya.
Ia pun melihat sesosok jenazah terbaring dengan ditutupi
kain. Ia terus menerus menangis. Tak sanggup berjalan. Ia memegangi kusen pintu
rumah. Dan salah seorang ibu memeluk Virgo dengan berlinangan air mata.
“Sabar ya, Nak. Semua sudah di atur oleh yang kuasa.”
Kata si ibu sambil terus memeluk Virgo. “Ibu. Apa itu Kakekku?” kata Virgo yang
lemas dan suara terisak-isak. “Iya, nak. Benar. Itu Kakek kamu.”
Virgo langsung melepas tangan ibu itu dan berlari ke
samping jenazah Kakeknya. “Kakeeekkkk!!!! Kenapa Kakek pergi! Kenapa Kakek
ninggalin Virgo sendiri, Kek! Kenapa, Kek! Apa Kakek gak sayang sama Virgo
lagi? Apa Virgo yang bikin Kakek pergi! Virgo lulus, Kek! Virgo lulus disekolah
Virgo yang baru. Kenapa Kakek pergi disaat Virgo mau bahagiain Kakek?” ungkap
Virgo terisak-isak, ia terus menerus berteriak, memeluk Kakeknya dengan
berlinangan air mata. Ia sangat terpukul sekali. Kakek dan keluarga
satu-satunya itu telah pergi selama-lamanya dan meninggalkannya sendiri.
“Kakekk. Sama siapa lagi Virgo bakal tinggal disini, Kek?
Virgo sendiri, Kek. Siapa yang akan ngajarin Virgo lagi, Kek. Siapa yang bakal
semangatin Virgo disaat Virgo lemah, Kek. Siapa yang buatin sup kesukaan Virgo
lagi, Kek. Siapa? Ya, Allah. Kakekku! Kakek aku sudah tidak ada ya Allah. Siapa
yang akan menemaniku.”
Semua orang yang menyaksikan pun tak bisa menahan air
mata. Sampai salah seorang Ibu yang dekat dengannya pun mencoba menenangkan
Virgo. Memeluknya dan menyuruh Virgo untuk beristighfar. Sabar ya, Nak. Kakekmu
akan tenang disana. Do’akan dia, Nak. Ibu yakin, dia bangga memiliki cucu
sepertimu.
Virgo pun mengusap air matanya, mencium pipi sang Kakek
dan ikut membacakan surat Yasin disamping jenazah Kakeknya.
Ketika menyalatkan jenazah, Virgolah yang menjadi imam.
Ia telah mendapat bekal dari Kakek yang sangat ia cintai dan banggakan itu.
Akhirnya kini, Virgo diangkat menjadi anak oleh salah
satu guru dari sekolahnya saat ini. Dan sampai kelulusannya dari SMP, ia
tercatat sebagai siswa berprestasi.
PELESTARIAN LINGKUNGAN
Bumi adalah tempat bernaung
milyaran makhluk hidup dari segala jenis. Hal ini mengandung pengertian bahwa
secara naluriah, mereka akan berusaha dengan cara apapun untuk mempertahankan
eksistensi serta meneruskan generasinya. Namun, bumi sebagai sumber kehidupan
tidak akan selamanya mampu mempertahankan produktifitas terbaiknya. Akan tiba
suatu masa dimana laut, darat dan udara mengalami penurunan baik dari segi
fungsi maupun manfaat. Selain usia yang memang telah lanjut dengan segala
aktifitas alaminya, adalah manusia sebagai makhluk paling beradab yang mana
dalam tingkah-lakunya justru menjadi penyebab utama kerusakan hingga
menimbulkan polemik tak berkesudahan di muka bumi ini. Rasa ingin memiliki,
rakus serta sifat egois menjadi pemicu berbagai masalah lingkungan yang dewasa
ini mendera masyarakat dunia. Pencemaran adalah salah-satu isu yang paling
santer dibicarakan dengan implikasinya yang luar biasa.
Disini saya ingin menjelaskan makna dari lingkungan hidup serta contoh
pelestariannya di Indonesia. Arti lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan
benda termasuk juga alam serta semua makhluk hidup yang saling berinteraksi di
dalamnya. Dari pengertian ini dapat kita ambil manfaat bahwa manusia menjadi
pihak yang bertanggung-jawab serta memegang peranan atas kelestarian lingkungan
di sekitarnya. Hal tersebut dapat di capai dengan menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Berikut ini adalah beberapa analisa yang penting
untuk kita ketahui bersama.
Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup
A. Faktor Alamiah
Bencana alam menjadi pemicu
rusaknya lingkungan hidup yang tak terelakkan. Indonesia sendiri kerap
mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, angin yang
merusak (topan/puting beliung), gunung meletus, gempa bumi serta tsunami. Kejadian-kejadian
ini merupakan fenomena alam yang kehadirannya sering tak terduga.
B. Faktor Kesengajaan (ulah manusia)
Seperti yang terjadi pada wilayah
lain, rusaknya lingkungan hidup di Indonesia ada kalanya merupakan ulah dari
orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Manusia dengan segala kelebihannya
dari makhluk lain senantiasa berkembang dari pola kehidupan yang sederhana
melangkah maju ke tahap modern. Dengan dalih peningkatan taraf hidup tersebut,
manusia sering mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan tanpa
memperhatikan aspek keseimbangan. Akibatnya terjadi penurunan fungsi alam
sebagai penyangga utama kehidupan.
Usaha atau Cara untuk Pelestarian Lingkungan Hidup
- Menghentikan kegiatan ekspliotasi alam yang berlebihan
- Penerapan hukum yang kuat serta tidak memihak kepada golongan tertentu
- Memberi pengertian kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian tanah, air serta udara
- Pengelolaan sampah serta limbah yang baik dan benar
- Penanaman kembali hutan
yang telah gundul (reboisasi)
- Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan di semua sektor
Sebagai masyarakat di tingkat bawah, tentu kita harus
berpartisipasi untuk mendukung semua program yang telah di canangkan. Mari
mulai perubahan ini dari diri kita pribadi serta dari hal-hal terkecil di
sekitar kita.
Rabu, 09 Oktober 2013
MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG ADA DALAM MASYARAKAT
Masalah sosial adalah suatu
ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi benterokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Pengertian masalah kesejahterahan sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan
masalah sosial.Ernest Burgess, mengemukakan teori tentang massalah sosial dalam
perkembangan sosiologi dapat dikelompokan menjadi lima :
1.
Masalah sosial sebagai patologi organik individual.
2.
Masalah sosial sebagai patologi sosial.
3.
Masalah sosial sebagai disorganisasi personal dan sosial.
4.
Masalah sosial sebagai koonflik-konflik nilai.
5.
Masalah sosial sebagai proses.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah
sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1.
Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2.
Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3.
Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4.
Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Penjelasannya
:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah
sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana
dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini
sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu
bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3. Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila
penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan
meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan
tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.
Contoh-contoh sosial di
masyarakat antaranya adalah sebagai berikut:
Penggunaan Narkoba
Contoh masalah sosial di masyarakat yang
saat ini, narkoba masih menjadi ‘hantu’ yang membayangi manusia, khususnya anak
muda yang berharap kelak bisa menjadi sukses dan membanggakan orang tua.
Terjerumus ke lembah hitam narkoba adalah hal yang menakutkan. Namun, sekian
banyak orang tergelincir ke dunia tersebut dengan berbagai macam penyebab. Di
antaranya adalah masalah keluarga, ekonomi, dan lain-lain.
Pencurian
Sering, pencurian diidentikkan dengan permasalahan ekonomi.
Ada benarnya, sebab motif yang muncul dalam kasus-kasus semacam ini adalah
kondisi ekonomi dari
pelaku yang mendesak, dengan beragam permasalahan, yang ujung-ujungnya adalah
keuangan. Ditambah lagi pondasi keimanan yang lemah.
Pergaulan bebas
Saat ini, jati diri remaja negeri ini berada pada tahap yang
mengkhawatirkan. Sebagian mereka suka mengikuti budaya-budaya asing tanpa
mempertimbangkan baik buruknya. Seks bebas, misalnya, adalah salah satu dari
kehancuran moral anak bangsa yang
sepatutnya menjadi tiang-tiang kemajuan negeri ini nantinya.
Penyakit menular
Penyakit menular bisa menjadi masalah sosial yang sangat
serius dan perlu ditangani secara serius pula, apatah lagi jika kadar bahaya
dari penyakit ini sangat tinggi.
Aliran sesat
Munculnya aliran sesat di negeri ini telah membuat
keamanan masyarakat,
khususnya yang beragama, Islam, misalnya. Membiarkan aliran sesat tetap
tersebar dapat mengakibatkan keimanan masyarakat jadi goyang. Selain itu,
aliran sesat termasuk pada penodaan terhadap agama dikarenakan mereka–para
tokoh aliran sesat- membolak-balikkan ajaran agama yang telah benar dengan
sesuka hati dan hawa nafsu.
Anak jalanan
Masyarakat tentu sepakat bahwa anak jalanan telah
menjadi masalah
sosial sendiri. Anak jalanan adalah cerminan dari
ketidakmampuan, terlepas dari sebagian oknum yang memanfaatkan anak jalanan.
Para anak jalanan merupakan potret ketidakteraturan sebuah sistem keluarga.
Yang kemudian melebar menjadi masyarakat yang
lebih besar.
Cara Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya menimbulkan
kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan
masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi
berbagai persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha,
pemuka agama, tetua adat, dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan
oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga
menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa
sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk
meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat miskin
yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM).
3. Pemberian Kartu Askes.
3. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah
memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang
ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
Pemberian bantuan pangan dari
pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
5. Pemberian Sembako.
5. Pemberian Sembako.
Langganan:
Postingan (Atom)