Kamis, 05 Desember 2013

Kisah Putri yang Menjadi Batu

Di dataran tanah Gayo, Aceh Tengah, hiduplah seorang putri raja bernama Putri Pukes. Sang Putri menyukai seorang pangeran dari kerajaan lain. Awalnya, kedua orangtuanya tidak merestui karena negeri tempat tinggal pangeran itu jauh. Namun, karena kegigihan Putri Pukes dan sang Pangeran, orangtua sang Putri pun merestui dan menikahkan mereka. 

Setelah menikah, tibalah saatnya Putri Pukes menyusul suaminya. Ia pun pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke kerajaan suaminya. Orangtua Putri Pukes sangat bersedih, tetap mereka harus melepas anaknya itu pergi.

"Pergilah, Nak, bersama para pengawal. Tapi, satu hal yang harus kau jaga, begitu melangkahkan kaki keluar dari kerajaan ini, sekali pun janganlah menoleh lagi ke belakang...," pesan orangtuanya. Putri Pukes pun berangkat bersama para pengawal. Di tengah jalan, ia selalu teringat akan orangtuanya dan sangat merindukan mereka. Karena ia terlalu bersedih, tanpa sengaja, ia menoleh ke belakang. 

Tiba-tiba, datanglah petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Putri Pukes dan rombongannya segera berteduh di dalam sebuah goa. 

cerita rakyat, cerita rakyat indonesia, cerita anak, cerita anak sd, dongeng anak, dongeng legenda, cerita rakyat aceh, legenda putri pukes
Di dalam goa, Putri Pukes berdiri di sudut untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. Perlahan-lahan, sang Putri merasa tubuhnya mengeras. Putri Pukes sangat terkejut dan menangis. Ternyata, tubuhnya berubah menjadi batu. Putri Pukes menyesal, karena tidak mengindahkan pesan orangtunya. Seharusnya, ia tidak menoleh ke belakang selama dalam perjalanan.

Setelah mereasa cukup lama beristirahat dan hujan mulai reda, mereka berniat melanjutkan perjalanan. Para pengawal pun memanggil sang Putri.

"Tuan Putri! Hujan sudah reda, mari kita melanjutkan perjalanan," panggil para pengawal. Berkali-lkali mereka memanggil, tetapi tetap tidak terdengar jawaban.

Para pengawal pun menghampiri tempat Putri Pukes berdiri. Mereka terus memanggil, tetapi sang Putri hanya diam. Saat melihat dengan jelas, para pengawal sangat terkejut melihat tubuh Putri Pukes telah mengeras dan menjadi batu. 

Sampai sekarang, batu Putri Pukes masih bisa dilihat. Bentuknya membesar di bagian bawah, tetap bentuk sanggul dan kepala sang Putri masih bisa dikenali. Menurut cerita rakyat Indonesia yang diyakini oleh penduduk setempat, batu tersebut membesar di bagian bawah, karena Putri Pukes terus menangis. Sehingga air matanya menumpuk di bawah. 

Sementara itu, karena hujan yang sangat lebat, terbentuklah danau di kawasan itu. Penduduk sekitar menamakan danau itu dengan Danau Laut Tawar.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN DI INDONESIA

Tanggung  jawab sosial perusahaan yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Corporate Social Responsibility atau CSR, merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan secara sukarela (European Commision, 2011). Di Indonesia sendiri, kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan telah  diwajibkan oleh pemerintah dan tertera didalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Melalui Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM), setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Kebijakan ini juga mengatur sanksi bagi perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut.

Meskipun pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan telah ditulis di Undang-Undang, namun pelaksanaan nya sejauh ini masih kurang dan setengah-setengah dijalankan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dalam laporan Indonesia Business Links (2011), dengan judul “Corporate Social Responsibility (CSR) in Indonesia”  hasil Focuss Group Discussion (FGD) dengan 20 CEO (Chief Executive Officer) di perusahaan Indonesia, mengenai usulan kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan yang disertakan kedalam hukum perusahaan (corporate law) menyatakan bahawa: mayoritas dari mereka tidak benar-benar percaya bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dicantumkan kedalam hukum perusahaan akan membantu dan menjamin bahwa kegiatan tersebut saling menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat lokal. 
Melihat dari masih kurangnya keinginan perusahaan di Indonesia untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan menjadi topik yang menarik untuk dibahas di artikel ini. Dimulai dari definisi tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan, keuntungan nyata bagi perusahaan dan lingkungan, serta hal-hal seperti apa yang dapat di implementasikan oleh perusahaan untuk dapat melakukakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.
Kemampuan perusahaan untuk menutupi implikasi lingkungan yang berasal dari: produk operasi dan fasilitas, menghilangkan limbah dan emisi, memaksimalkan efisiensi dan produktivitas sumber daya alam dan meminimalkan praktek-praktek yang buruk dapat mempengaruhi kenikmatan sumber daya alam suatu negara bagi generasi mendatang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan untuk dapat mengatur, mengolah dan mempergunakan lingkungan sebaik-baiknya untuk tidak hanya menguntungkan dan meningkatan efisiensi bisnis setiap perusahaan, namun juga bagi lingkungan dan dampak sosial di masa yang akan datang.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya di awal artikel ini, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan mendapatkan perhatian paling sedikit dibandingkan kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan lain nya seperti pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Penelitian dari Afiff (2012) mengenai kegiatan CSR dan dampaknya terhadap performa finansial perusahaan dilihat dari harga saham perusahaan-perusahaan LQ45, membuktikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan tidak memiliki pengaruh terhadap finansial perusahaan dibangingkan dengan kegiatan untuk kesejahteraan karyawan dan komunitas (masyarakat disekitar perusahaan).
Saidi dan Abidin (2004) juga menunjukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan mendapatkan suntikan biaya yang paling kecil jika dibandingkan dengan kegitan sosial yang lainnya.
CSR di Indonesia
Dari grafik diatas, tercatat sebanyak 279 kegiatan sosial dalam setahun yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di Indonesia dengan total biaya sebesar 115,3 Milliar. Kegiatan sosial terbesar, dicurahkan oleh beberapa perusahaan di Indonesia untuk 95 kegiatan pelayanan sosial dengan total biaya sebesar 38 milliar. Sedangkan pada urutan terakhir kegiatan sosial lewat pembangunan prasaranan perumahan yang hanya terdapat 5 kegitan dengan total biaya sebesar 1,3 milliar. Namun diatara 2 hal tersebut, kegiatan tanggung  jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan disalurkan kepada 15 kegiatan, dengan total biaya yang paling kecil diantara 7 kegiatan sosial yang lain (lihat tabel dibawah), yaitu hanya sebesar 395 juta.
Kegiatan CSR di IndonesiaSumber: Saidi dan Abidin (2004)
Kegitan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan yang melakukannya. Seperti apa keuntungannya? Mari kita simak bersama-sama, setidaknya ada 4 keuntungan bagi perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan.

1) Pengembangan reputasi atau citra perusahaan di mata konsumen dan investor. Dapat dikonfirmasi, bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan akan menciptakan reputasi yang baik atau good brand image kepada berbagai elemen bisnis. Bagi konsumen, perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, dinilai sebagai perusahaan yang dapat dengan baik mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dalam menguntungkan konsumen dan juga perusahaan. Bagi investor, perusahaan-perusahaan yang yang peduli terhadap masalah lingkungan dinilai sebagai perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang rendah (low risk business) dan sangat menguntungkan bagi investor-investor yang mempertimbangkan untuk investasi jangka panjang (long-term investment) kepada sebuah perusahaan. Dan otomatis, perusahaan-perusahaan yang mempedulikan masalah lingkungan akan menciptakan reputasi yang baik dan pada akhirnya  memiliki harga saham yang baik dipasaran.

2) Mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial disekitar perusahaan. Nampaknya sudah banyak kasus-kasus atau berita yang selama ini kita dengar dan lihat seputar perusahaan dengan kasus miss-conduct nya terhadap lingkungan disekitar area usaha bisnis mereka. Kejadian tersebut ada baiknya dijadikan pelajaran berharga bagi setiap perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mungkin terlebih khusus nya ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak pada industri pertambangan, perminyakan hingga tekstil untuk selalu dapat dengan cerdas dan bijak mengelola alam yang menjadi sumber pamasukan sebuah perusahaan sehingga menipiskan kemungkinan untuk mereka merusak lingkungan yang akan sangat berdapampak negatif bagi para warga ataupun komunitas yang menetap/bertempat tinggal di sekitar area lingkungan tersebut.
3) Meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. Dalam implementasi CSR perusahaan tentunya tidak dapat bergerak dan bekerja sendiri tanpa bantuan pemangku kepentingan seperti, masyarakat lokal dan pemerintah daerah. Dengan mengajak pemangku kepentingan dalam melakukan konservasi lingkungan, maka perusahaan dapat dengan mudah menciptakan sebuah relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.

4) Membedakan perusahaan dengan para pesaingnya. Jika kegiatan CSR terhadap lingkungan dilakukan oleh sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan memiliki kemampuan dan kesempatan dalam menonjolkan keunggulan komparatifnya (comparative advantage) sehingga dengan mudah dapat memberikan nilai plus yang berbeda dengan para pesaingnya yang tidak melakukan kegiatan sosial terhadap lingkungan.

HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN PERUSAHAAN
Kegiatan CSR terhadap lingkungan harus didasarkan pada filosofi perbaikan yang berkelanjutan bagi kebijakan lingkungan dan strategi pengembangan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Maka dari itu saya mendefinisikan tangung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan ini berdasarkan 3 hal, yaitu: penyusunan rencana kegiatan sosial perusahaan terhadap lingkungan, kualitas kebijakan lingkungan dan sistem manajemen lingkungan.
1) Penyususnan rencana kegiatan sosial perusahaan terhadap lingkungan dimulai dengan mengidentifikasi dampak negatif lingkungan dari rencana bisnis operasional. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi lingkungan dan alam potensi sumber daya di masyarakat serta kebutuhan masyarakat dan aspirasi terhadap bisnis operasional. Dan yang terakhir memulai untuk menyusun rencana kegiatan CSR terhadap lingkungan yang harus meliputi beberapa hal, seperti:
• Kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sekiranya untuk dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat operasional bisnis.
• Kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah perusahaan harus secara bijak dan cerdas dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang terletak mengelilingi area bisnis operasional.
• Kegiatan CSR berdasarkan harus berdasarkan aspirasi masyarakat yang menetap dan tinggal di sekitar wilayah operasional bisnis. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, karena jika perusahaan berurusan dengan lingkungan artinya perusahaan juga akan berurusan dengan masyarakat disekitar lingkungan tersebut.
2) Kualitas kebijakan lingkungan didefinisikan sebagai pengaturan tujuan perusahaan berdasarkan hasil tinjauan pentingnya proses dalam kaitannya dengan dampak perusahaan terhadap lingkungan dan secara continously dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan.
3) Standar Manajemen Lingkungan (EMS) adalah kegiatan perusahaan untuk menyediakan bisnis dengan perkembangan yang sistematis untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Pelaksanaan EMS harus distandardisasi dengan ISO 14001.
ISO 14001 pertama kali diterbitkan pada 1996 dan menetapkan beberapa persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan. ISO 14001 berlaku untuk aspek-aspek lingkungan dengan persayaratan sebagai berikut:
• Perusahaan dapat meminimalisasikan efek yang merugikan pada lingkungan disebabkan oleh segala kegiatan operasional bisnis
• Perusahaan dapat melakukan perbaikan berkesinambungan pada lingkunga


Minggu, 10 November 2013

YATIM PIATU



    .
      
     
     Kakek Imran adalah seorang petani miskin di desanya. Kakek yang telah berusia 60 tahun itu, hanya hidup sendiri selama 30 tahun. Istri yang sangat dicintainya meninggal dunia di usia 27 tahun akibat terkena penyakit lumpuh layu dan saat itu mereka belum memiliki anak.
     Sewaktu masih bayi, Kakek menemukan bayi di depan rumahnya saat hendak menuju masjid untuk melaksanakan shalat subuh. Kakek Imran yang terkejut melihat keberadaan bayi itu pun, langsung menggendong bayi tersebut dari keranjangnya. Kakek langsung berlari membawa bayi itu ke RT setempat. Bayi itupun untuk sementara diberikan pada RT tersebut.
     Setelah di data dan dipantau oleh polisi, ternyata di desa itu tidak ada orangtua yang kehilangan anak atau pun ada orangtua yang tega membuang anaknya. Mendengar kabar itu, Kakek khawatir, bayi itu akan terlantar nantinya. Akhirnya, Kakek kembali ke rumah RT dan bermaksud meminta bayi yang ia temukan untuk tinggal dan dirawat olehnya.
Kakek     : Pak, tolong izinkan saya merawat bayi ini. Biarkan saya yang   bertanggung  atas semua.
Pak RT   : Apa bapak yakin? Bapak saja hanya hidup sendiri, bukankah akan merepotkan sekali bila bapak harus merawat bayi ini sendiri?
Kakek     : Tidak, pak. Tidak. Saya sangat yakin dan ikhlas merawat bayi ini walaupun hanya sendiri. Tolong pak, izinkan saya merawat bayi ini.
     Saat itu, pak RT ragu atas permintaan Kakek, dengan kondisi Kakek yang telah berusia lanjut, hidup sendiri, dan kehidupannya pun sangat amat sederhana. Kakek hanya bekerja sebagai penjual buah kelapa, sabut kelapa dan sapu lidi. Uang yang ia dapatkan pun tidak banyak. Bagaimana bisa pak RT mengiyakan permintaan Kakek?
     Kakek memaksakan diri agar bayi itu dirawat saja olehnya. Pak RT pun akhirnya memberikan bayi itu dan uang sebanyak 1 juta untuk membeli semua perlengkapan bayi, susu, bubur dan lain-lain.
     Bayi itu diberi nama Virgo Darmawan. Kakek tampak tulus dan teliti merawatnya. Walaupun dari segi fisik rasanya tidak mungkin, tapi itulah kenyataannya.
Virgo tumbuh dengan sehat. Setiap minggunya, Kakek berbelanja ke pasar untuk membeli ayam, kentang, wortel, tomat dan bahan yang lain untuk membuat sup. Kakek sengaja mengumpulkan uang agar setiap seminggu sekali dapat membeli bahan-bahan sup tersebut.
Kini, 6 tahun sudah usia Virgo. Anak tanpa orangtua yang dulu masih bayi, yang tidak mengetahui apa-apa, sedikit banyaknya telah mengerti dan memahami dunia.
Herannya, sampai saat ini ia tidak pernah mencari dan menanyakan pada Kakek, dimana orangtuanya. Karna menurutnya, Kakek sudah cukup membuatnya merasakan kasih sayang dari orangtua yang sesungguhnya.
Saat Virgo sedang duduk melamun, Kakek memanggilnya. “Virgo, ke sini sebentar,nak.”
Virgo yang sedang duduk dibangku depan rumahnya pun langsung bergegas menghampiri Kakek. Sambil menepuk-nepuk kotoran dicelananya, ia bertanya, “Iya, kek?”.
 Virgo memanggil Kakek karena sejak ia berusia satu tahun, Kakek telah mengajarkan dan membiasakan Virgo untuk memanggilnya Kakek.
“Cucu kakek teman-temannya lagi sekolah ya?” tanya Kakek sambil mengusap kepala Virgo.
“Iya, Kek. Ada apa? Apa Kakek ada perlu dengan mereka?” tanya Virgo lagi pada Kakek.
“Tidak. Kakek hanya ingin bertanya kepadamu. Apa kau ingin bersekolah juga? Kakek akan megusahakan semua.” Kata Kakek masih dengan tangan di kepala Virgo.
“Tidak, Kek. Virgo tidak ingin sekolah. Virgo mengerti dengan keadaan kita seperti ini rasanya tidak mungkin Kakek dapat memenuhi kelengkapan sekolah Virgo nanti. Untuk makan saja kita susah Kek, apalagi ditambah dengan biaya sekolahku nanti.” Kakek tercengang seketika. Rasanya tidak mungkin anak seusia itu dapat berbicara setegas itu. Dengan rasa terharu setelah mendengar kata-kata Virgo, Kakek langsung memeluk Virgo.
“Maafkan Kakek cucuku. Kakek tidak dapat menyekolahkanmu.” Air mata Kakek pun berlinang.
“Tidak apa-apa, Kek. Virgo masih bisa belajar dari Kakek. Kakek bisa mengajarkan Virgo mengenal huruf, warna, berhitung, mengaji dan membaca.” Tambah Virgo lagi menambah keharuan Kakek.
“Pasti cucuku. Dengan segala kemampuan Kakek, Kakek akan membuatmu pintar, nak. Kakek berjanji.”
“Iya, Kek. Virgo percaya itu.” Virgo pun memeluk Kakek dengan erat.
Setelah berusia 11 tahun, desa itu kedatangan para psikolog dan guru dari sekolah-sekolah ternama di Jakarta, dengan tujuan sekolah gratis. Semua anak-anak dari usia 6 sampai 11 tahun pun dikumpulkan. Yang belum dapat mengenal huruf, angka, membaca dan menulis, ada ruang tersendiri. Yang telah dapat menulis dan membaca, akan diadakan tes IQ. Di dalam tes tersebut, ada perintah untuk membuat gambar di kertas yang kosong. Hanya dapat menggambar satu unsur.
Karena Virgo telah dapat menulis dan membaca, ia pun mengikuti tes IQ tersebut. Virgo menggambarkan sebatang pohon kelapa serta buahnya. Ketika waktu telai usai, para psikolog pun memeriksa hasilnya.
Setelah diperiksa, ternyata psikolog tertarik dengan gambar Virgo. Psikolog itu pun menemui Virgo dan menanyakan alasan Virgo mengapa membuat gambar sebatang pohon kelapa itu.
Alasannya adalah semua yang ada pada pohon kelapa bermanfaat. Mulai dari daun, dapat menghasilkan lidi, dari buah dapat menghasilkan santan, dan airnya dapat di minum, dapat juga dibuat minyak, batok kelapa dapat menjadi arang untuk memasak, dari kulit dapat dibuat sabut dan lain-lainnya.
Alasan Virgo pun sangat amat masuk akal. Dan dari hasil jawaban dari tes IQ yang lainnya, Virgo ternyata memiliki hasil IQ yang tinggi. Yaitu 130.
Selama ada sekolah gratis, pelajaran kelas 6 SD dapat ditanggap oleh Virgo. Virgo selalu mengikuti pelajaran dengan baik. Virgo dinyatakan sebagai anak yang rajin, pintar dan cerdas oleh para guru. Salah seorang Kepala sekolah yang melihat kemampuan Virgo pun langsung menawarkan Virgo untuk bersekolah di kota dengan beasiswa tahun depan.
Setahun kemudian, sesuai dengan janji kepala sekolah tersebut, Virgo masuk disalah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Jakarta. Virgo melewati beberapa tes dan ‘lulus’. Setelah kembali pulang dari kota, dengan bangga Virgo berlari sekencang-kencangnya untuk menemui dan memberi kabar gembira ini pada Kakeknya. Dari kejauhan, terlihat warga yang berjalan menuju rumah Virgo dan Kakeknya. Virgo pun berhenti berlari dan memutuskan untuk berjalan. Virgo berjalan seperti kebingungan dan ragu. Ingin bertanya, tapi ia takut dan terus melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba 10 meter dari rumahnya, tampak bendera kuning mengibar. Tubuh Virgo lemas tak berdaya, ia pun menangis dan berteriak menuju rumahnya.
Ia pun melihat sesosok jenazah terbaring dengan ditutupi kain. Ia terus menerus menangis. Tak sanggup berjalan. Ia memegangi kusen pintu rumah. Dan salah seorang ibu memeluk Virgo dengan berlinangan air mata.
“Sabar ya, Nak. Semua sudah di atur oleh yang kuasa.” Kata si ibu sambil terus memeluk Virgo. “Ibu. Apa itu Kakekku?” kata Virgo yang lemas dan suara terisak-isak. “Iya, nak. Benar. Itu Kakek kamu.”
Virgo langsung melepas tangan ibu itu dan berlari ke samping jenazah Kakeknya. “Kakeeekkkk!!!! Kenapa Kakek pergi! Kenapa Kakek ninggalin Virgo sendiri, Kek! Kenapa, Kek! Apa Kakek gak sayang sama Virgo lagi? Apa Virgo yang bikin Kakek pergi! Virgo lulus, Kek! Virgo lulus disekolah Virgo yang baru. Kenapa Kakek pergi disaat Virgo mau bahagiain Kakek?” ungkap Virgo terisak-isak, ia terus menerus berteriak, memeluk Kakeknya dengan berlinangan air mata. Ia sangat terpukul sekali. Kakek dan keluarga satu-satunya itu telah pergi selama-lamanya dan meninggalkannya sendiri.
“Kakekk. Sama siapa lagi Virgo bakal tinggal disini, Kek? Virgo sendiri, Kek. Siapa yang akan ngajarin Virgo lagi, Kek. Siapa yang bakal semangatin Virgo disaat Virgo lemah, Kek. Siapa yang buatin sup kesukaan Virgo lagi, Kek. Siapa? Ya, Allah. Kakekku! Kakek aku sudah tidak ada ya Allah. Siapa yang akan menemaniku.”
Semua orang yang menyaksikan pun tak bisa menahan air mata. Sampai salah seorang Ibu yang dekat dengannya pun mencoba menenangkan Virgo. Memeluknya dan menyuruh Virgo untuk beristighfar. Sabar ya, Nak. Kakekmu akan tenang disana. Do’akan dia, Nak. Ibu yakin, dia bangga memiliki cucu sepertimu.
Virgo pun mengusap air matanya, mencium pipi sang Kakek dan ikut membacakan surat Yasin disamping jenazah Kakeknya.
Ketika menyalatkan jenazah, Virgolah yang menjadi imam. Ia telah mendapat bekal dari Kakek yang sangat ia cintai dan banggakan itu.
Akhirnya kini, Virgo diangkat menjadi anak oleh salah satu guru dari sekolahnya saat ini. Dan sampai kelulusannya dari SMP, ia tercatat sebagai siswa berprestasi.


PELESTARIAN LINGKUNGAN





Bumi adalah tempat bernaung milyaran makhluk hidup dari segala jenis. Hal ini mengandung pengertian bahwa secara naluriah, mereka akan berusaha dengan cara apapun untuk mempertahankan eksistensi serta meneruskan generasinya. Namun, bumi sebagai sumber kehidupan tidak akan selamanya mampu mempertahankan produktifitas terbaiknya. Akan tiba suatu masa dimana laut, darat dan udara mengalami penurunan baik dari segi fungsi maupun manfaat. Selain usia yang memang telah lanjut dengan segala aktifitas alaminya, adalah manusia sebagai makhluk paling beradab yang mana dalam tingkah-lakunya justru menjadi penyebab utama kerusakan hingga menimbulkan polemik tak berkesudahan di muka bumi ini. Rasa ingin memiliki, rakus serta sifat egois menjadi pemicu berbagai masalah lingkungan yang dewasa ini mendera masyarakat dunia. Pencemaran adalah salah-satu isu yang paling santer dibicarakan dengan implikasinya yang luar biasa.
Disini saya ingin menjelaskan makna dari lingkungan hidup serta contoh pelestariannya di Indonesia. Arti lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan benda termasuk juga alam serta semua makhluk hidup yang saling berinteraksi di dalamnya. Dari pengertian ini dapat kita ambil manfaat bahwa manusia menjadi pihak yang bertanggung-jawab serta memegang peranan atas kelestarian lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut dapat di capai dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Berikut ini adalah beberapa analisa yang penting untuk kita ketahui bersama.

Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

A. Faktor Alamiah
Bencana alam menjadi pemicu rusaknya lingkungan hidup yang tak terelakkan. Indonesia sendiri kerap mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, angin yang merusak (topan/puting beliung), gunung meletus, gempa bumi serta tsunami. Kejadian-kejadian ini merupakan fenomena alam yang kehadirannya sering tak terduga.

B. Faktor Kesengajaan (ulah manusia)
Seperti yang terjadi pada wilayah lain, rusaknya lingkungan hidup di Indonesia ada kalanya merupakan ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Manusia dengan segala kelebihannya dari makhluk lain senantiasa berkembang dari pola kehidupan yang sederhana melangkah maju ke tahap modern. Dengan dalih peningkatan taraf hidup tersebut, manusia sering mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek keseimbangan. Akibatnya terjadi penurunan fungsi alam sebagai penyangga utama kehidupan.

Usaha atau Cara untuk Pelestarian Lingkungan Hidup

  • Menghentikan kegiatan ekspliotasi alam yang berlebihan
  • Penerapan hukum yang kuat serta tidak memihak kepada golongan tertentu
  • Memberi pengertian kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian tanah, air serta udara
  • Pengelolaan sampah serta limbah yang baik dan benar
  • Penanaman kembali hutan yang telah gundul (reboisasi)  
  •  Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan di semua sektor


          Sebagai masyarakat di tingkat bawah, tentu kita harus berpartisipasi untuk mendukung semua program yang telah di canangkan. Mari mulai perubahan ini dari diri kita pribadi serta dari hal-hal terkecil di sekitar kita.

Rabu, 09 Oktober 2013

MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG ADA DALAM MASYARAKAT


        Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi benterokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
     Pengertian masalah kesejahterahan sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan masalah sosial.Ernest Burgess, mengemukakan teori tentang massalah sosial dalam perkembangan sosiologi dapat dikelompokan menjadi lima :
1. Masalah sosial sebagai patologi organik individual.
2. Masalah sosial sebagai patologi sosial.
3. Masalah sosial sebagai disorganisasi personal dan sosial.
4. Masalah sosial sebagai koonflik-konflik nilai.
5. Masalah sosial sebagai proses.
           
 

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Penjelasannya :
      1. Faktor Ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
      2. Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
      3. Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
      4. Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak  yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.


Contoh-contoh sosial di masyarakat antaranya adalah sebagai berikut:

Penggunaan Narkoba
Contoh masalah sosial di masyarakat yang saat ini, narkoba masih menjadi ‘hantu’ yang membayangi manusia, khususnya anak muda yang berharap kelak bisa menjadi sukses dan membanggakan orang tua. Terjerumus ke lembah hitam narkoba adalah hal yang menakutkan. Namun, sekian banyak orang tergelincir ke dunia tersebut dengan berbagai macam penyebab. Di antaranya adalah masalah keluarga, ekonomi, dan lain-lain.

Pencurian
Sering, pencurian diidentikkan dengan permasalahan ekonomi. Ada benarnya, sebab motif yang muncul dalam kasus-kasus semacam ini adalah kondisi ekonomi dari pelaku yang mendesak, dengan beragam permasalahan, yang ujung-ujungnya adalah keuangan. Ditambah lagi pondasi keimanan yang lemah.

Pergaulan bebas
Saat ini, jati diri remaja negeri ini berada pada tahap yang mengkhawatirkan. Sebagian mereka suka mengikuti budaya-budaya asing tanpa mempertimbangkan baik buruknya. Seks bebas, misalnya, adalah salah satu dari kehancuran moral anak bangsa yang sepatutnya menjadi tiang-tiang kemajuan negeri ini nantinya.
Penyakit menular
Penyakit menular bisa menjadi masalah sosial yang sangat serius dan perlu ditangani secara serius pula, apatah lagi jika kadar bahaya dari penyakit ini sangat tinggi.

Aliran sesat
Munculnya aliran sesat di negeri ini telah membuat keamanan masyarakat, khususnya yang beragama, Islam, misalnya. Membiarkan aliran sesat tetap tersebar dapat mengakibatkan keimanan masyarakat jadi goyang. Selain itu, aliran sesat termasuk pada penodaan terhadap agama dikarenakan mereka–para tokoh aliran sesat- membolak-balikkan ajaran agama yang telah benar dengan sesuka hati dan hawa nafsu.

Anak jalanan
Masyarakat tentu sepakat bahwa anak jalanan telah menjadi masalah sosial sendiri. Anak jalanan adalah cerminan dari ketidakmampuan, terlepas dari sebagian oknum yang memanfaatkan anak jalanan. Para anak jalanan merupakan potret ketidakteraturan sebuah sistem keluarga. Yang kemudian melebar menjadi masyarakat yang lebih besar.

Cara Penyelesaian Masalah Sosial
      Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya menimbulkan kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
            Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
3. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
4.  Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
5. Pemberian Sembako.



Visitor