TULISAN IV
Kita hanya dapat belajar dari kesalahan setelah kita
menyadari dan mengakui kesalahan yang telah
kita buat. Sebaliknya, pernah kita menyalahkan orang lain (atau alam semesta
itu sendiri) dan kitapun menjauhkan diri dari setiap pelajaran yang tersedia.
Tapi jika kita berani berdiri dan jujur berkata "ini adalah kesalahan saya
dan saya bertanggung jawab" kemungkinan untuk belajar akan bergerak ke
arah kita. Pengakuan kesalahan, bahkan jika hanya secara pribadi untuk diri
sendiri, membuat kita belajar mungkin dengan memindahkan fokus dari menyalahkan
tugas dan menuju pemahaman. Orang-orang bijaksana mengakui kesalahan mereka
dengan mudah. Mereka tahu kemajuan mempercepat ketika mereka melakukannya.
Saya mulai dari pengalaman pribadi saya tentang
mengakui kesalahan pada diri sendiri. Awalnya, mendengar kata mengakui agaknya
sangat sulit untuk dilakukan terlebih jika dibaliknya terdapat alasan “demi
kebaikan”. Namun, demi kebaikan sering disalahgunakan untuk hal yang tidak
baik, seperti berbohong kepada orangtua khususnya dikalangan remaja.
Masa remaja sangat diperhatikan oleh orangtua terlebih oleh
seorang ibu, dimana kita dalam masa – masa pubertas yang dalam memilih benar
atau salah masih dalam kondisi labil. Kita masih belum dapat memilih dengan
baik mana yang benar dan mana yang salah.
Yang saya ambil dari pengalaman saya adalah saat saya
duduk di bangku SMP, yang ketika itu saya sering berbohong kepada orangtua saya
untuk ijin belajar kelompok dirumah teman, padahal sampai disana saya hanya
bermain tanpa menyentuh buku. Setelah pulang bermain, sampai dirumah biasanya
saya sudah kelelahan dan akhirnya tertidur setelah makan malam tanpa belajar
dan mengerjakan tugas untuk keesokan harinya.
Alasan belajar kelompok dianggap sangat ampuh untuk
kesempatan bermain, karena biasanya dengan alasan belajar orangtua sulit untuk
menolak atau melarangnya. Akhirnya, alasan itu yang sering saya gunakan untuk
mendapat kesempatan bermain bersama teman - teman saya.
Saat ujian tiba, saya mendapat nilai jelek karena waktu
belajar saya yang kurang. Saya melihat kekecewaan diwajah orangtua saya ketika
melihat hasil raport saya. Saya merasa bersalah dan mulai mengakui kesalahan
saya pada diri sendiri sebelum mengakuinya pada orangtua saya.
Waktu belajar yang selalu dipakai untuk bermain, dan
menggunakan ponsel untuk mengobrol hingga larut menjadikan saya anak yang
pemalas. Orangtuapun mulai curiga mengapa nilai yang saya dapatkan jelek
padahal saya sering beralasan bahwa saya sering belajar bersama.
Dari kejadian itu, saya menyadarkan bahwa saya telah
banyak bermain. Kemudian, waktu bermain dan menggunakan ponselpun mulai
dibatasi. Orangtua saya juga selalu meluangkan waktu untuk mengecek kegiatan
saya setiap hari, dan memastikan bahwa saya belajar dengan benar sehingga nilai
saya dapat bagus.
Saya sangat bersyukur karena dengan mengakui kesalahan pada
diri sendiri ini dapat membuat saya menjadi anak yang lebih baik. Saya lebih
giat belajar dan karena kesalahan itu pula saya menjadi anak yang lebih jujur
dari sebelumnya.
Semua manusia tidak ada yang sempurna. Semua
pernah membuat kesalahan sekali, tapi dari kesalahan kita bisa mencoba hal yang
lebih baik untuk menjadi yang terbaik.
Sumber
: http://scottberkun.com/essays/44-how-to-learn-from-your-mistakes/